Mazmur 9 : 12,
Bermazmurlah bagi Tuhan, yang bersemayam di sion,
beritakanlah perbuatan-Nya diantara bangsa-bangsa.
Mazmur 66 : 16,
Marilah, dengarlah, hai kamu sekalian yang takut
akan Allah, aku hendak menceritakan apa yang di-
lakukan-Nya terhadap diriku.
beritakanlah perbuatan-Nya diantara bangsa-bangsa.
Mazmur 66 : 16,
Marilah, dengarlah, hai kamu sekalian yang takut
akan Allah, aku hendak menceritakan apa yang di-
lakukan-Nya terhadap diriku.
Suatu ketika yang kejadiannya terjadi
di akhir tahun 2010 Elia sedang
dalam perjalanan ia dipertemukan
dengan seorang ibu. Keadaan pada
waktu itu sedang terjadi bencana banjir
yang sering terjadi disertai
gunung-gunung yang mulai menunjukkan
gejala hendak meletus di
beberapa daerah. Oleh karena itu
kepada ibu tersebut Elia berkata;
“Ini adalah guncangan-guncangan akhir
zaman, lihatlah gunung-gunung
sudah mulai menunjukkan tanda hendak
meletus, banjir sudah terjadi
di beberapa daerah kita harus mencari
Tuhan meminta perlindungan
dariNya”. Tetapi ibu tersebut yang
tidak mengetahui bahwa orang yang
berbicara kepadanya adalah seorang
nabi Tuhan, tidak perduli dengan
perkataan Elia meskipun dia membawa
nama Tuhan ketika mempe-
ringatkannya.
Dengan sikap yang memperlihatkan
pengejekan, semua perkataan yang
disampaikan oleh Elia selalu di
sangkal. Akhirnya sambil berdiam diri
Elia berkata kepada Tuhan; “Tuhan,
lihatlah umatMu tidak mau
mendengarkan, bahkan apa yang telah
hambaMu sampaikan diejek dan
di sangkal terus-menerus”.
Dalam pikiran hamba Tuhan itu
sendiripun sebenarnya ada terbesit hal
yang mustahil terjadinya guncangan
pada ibu tersebut karena jika
sekiranya gunungnya benar-benar
meletus, letusannya tidak akan
sampai ketempat ibu tersebut apalagi
banjir di tempat ibu itu tidak
pernah terjadi kebanjiran. Lalu
musibah apa yang dapat melanda ibu itu?
Ibu itu bukan orang miskin, anaknya
polisi siapa yang berani membuat
masalah dengannya?
Mungkin karena anaknya itu seorang
polisi, sebab itu ibu tersebut jadi
sombong dan tidak lagi merasa perlu
ada Tuhan di hidupnya, makanya ia
tidak mau dengar-dengaran dengan apa
yang diucapkan Elia nabi Tuhan
yang mengingatkannya supaya mencari
Tuhan. Meskipun ibu tersebut
adalah orang kristen Katolik setiap
minggu terlihat ke gereja tetapi tidak
ada hormatnya kepada nama Tuhan.
Oleh karena kelakuannya yang tidak
mengindahkan nasihat dari hamba
Tuhan yang diutus kepadanya, suatu
malapetaka kemudian terjadi
kepadanya, suatu kejadian yang tidak
terpikirkan oleh Elia nabi Tuhan
itu sendiri, memang apapun dapat
dilakukan Tuhan, yang tidak dapat
terpikirkan oleh manusia itulah yang
terjadi.
Setelah pertemuan Elia dengan ibu itu
berlalu belum genap sebulan
lamanya, datanglah malapetaka yang
menimpa keluarga ibu tersebut.
Anaknya yang polisi itu mengalami
kecelakaan lalu-lintas, tabrakan
yang cukup parah.
Elia yang mendengar khabar tersebut
datang mengunjungi. Saat
bertemu dengan ibu itu kembali, ibu
itu kelihatan begitu marah.
Elia menjadi heran mengapa wajah ibu
tersebut begitu tidak bersahabat
seperti sedang marah kepadanya tidak
seperti biasanya murah senyum.
Ketika Elia hendak mendoakan anaknya
yang mengalami kecelakaan
bersama tetangganya yang turut datang
mengunjungi langsung ditolak
anaknya yang lagi sakit itu dengan
makian kepada Tuhan Yesus.
Akhirnya Elia pulang dengan keheranan
sambil bertanya kepada Tuhan;
Mengapa sifat ibu itu yang biasanya
ramah tiba-tiba berubah begitu
marah? Kemudian Tuhan mengingatkan;
“Masih ingat tidak waktu
engkau menasehatinya dan ia selalu
menyangkal dan mengejekmu?
Beginilah akibatnya bagi dia”.
Waktu diingatkan Tuhan demikian Elia
menjadi takut atas perbuatan
Tuhan yang dahsyat itu dan menjadi mengerti
sebabnya ibu itu sangat
marah. Karena kecelakaan yang menimpa
anaknya demikian parah,
keadaannya setengah linglung,
jidatnya bolong, lengan kanannya patah
kaki kanannya juga patah.
Tetapi setelah kejadian itu pun, ibu
tersebut bukannya bertobat malah
dimusuhinya hamba Tuhan. Seharusnya
ia sadar dan mengerti bahwa
yang melakukan itu adalah Tuhan yang
sedang menghajarnya sekiranya
ia peka terhadap hal ini lalu mencari
Tuhan dan memohon ampunanNya,
meminta petunjuk dari utusannya
tentulah anaknya yang sakit akan
segera disembuhkan Tuhan, tetapi
dalam keadaan demikian ia masih
tidak mau mencari Tuhan.
Berbulan-bulan anaknya masih belum sembuh
dan tidak diketahui keadaannya sampai
sekarang.
Kemudian setelah kejadian itu Tuhan
membawa hambanya Elia kepada
seorang ibu yang lain. Seorang ibu
yang mau dengar-dengaran perkataan
utusanNya.
Waktu itu Elia disuruh memberitakan
injil untuk memberitahukan nubuat
kedatangan Elia, yaitu tentang hamba
Tuhan yang menderita ke setiap
komsel(communitas cell) yang ada.
Tuhan menyuruh hambanya Elia
melakukan ini agar supaya umat Tuhan
mengetahui kedatangan Tuhan
Yesus sudah semakin singkat, tetapi
banyak umatnya yang tidak mengerti
maksud Tuhan melakukan hal ini
terhadap Elia hambaNya.
Mungkin ada yang protes ngapain Elia
berbuat seperti ini?
Setiap komsel didatangi lalu
memberitakan siapa dirinya,
apakah dia hendak memuliakan diri?
Padahal itu adalah kemauan Tuhan,
bukan ide Elia melakukan hal itu.
Elia hanya taat melakukan apa yang di
perintahkan Tuhan kepadanya.
Tujuan Tuhan melakukan ini sebenarnya
Tuhan ingin agar supaya
umatnya segera mempersiapkan diri
menyongsong kedatangan Tuhan
yang kedua kalinya. Tetapi banyak
yang tidak mengerti bahkan ada
yang menjadi irihati setelah
mendengar pemberitaan ini dan menuduh
Elia adalah antikris, dimana buktinya
kalau Elia itu adalah antikris sungguh
tuduhan yang tidak masuk akal. Bahkan
ada yang langsung marah dan
mengatakan jangan curi-curi kemuliaan
Tuhan. Padahal sesungguhnya
dia sendiri yang ingin dimuliakan.
Elia paham… karena dia yang menjadi
ketua komsel, selama jadi ketua tidak
dilayani oleh tuan rumah dengan
sikap wah..
berbeda saat Elia baru sekali mampir
disana langsung dilayani secara
berlebihan setelah mendengar Injil
yang disampaikannya tentu saja
hal ini membuat sang ketua komsel menjadi
irihati, lalu menjadi marah.
Tadinya ia ingin merekrut Elia
menjadi anggota komsel setelah kejadian
seperti ini apakah dia masih ingin ?
Memang
pelayan Tuhan itu hebat-hebat sepak terjangnya.
Firmannya ini penting, berkali-kali
Tuhan mendesak Elia untuk beritakan
Injil. Jadi di setiap ada kesempatan
memberitakan Injil maka Injil yang
akan diberitakan Elia nantinya tetap
itu juga bagi yang belum mendengar,
meskipun bagi Elia agak risih karena selalu
itu-itu saja yang kesannya
seperti hendak menonjolkan diri.
Tetapi itulah yang terlebih dahulu
yang harus dilakukan Elia karena itulah
Injil yang harus diberitakan kepada
orang percaya, memang itu khusus
untuk orang percaya saja, bagi yang
belum percaya maka yang akan
diberitakan
Elia adalah kesaksian Yesus adalah Tuhan Sang Pencipta.
Nah waktu Elia diutus ke komsel yang
diikuti ibu tersebut Elia juga
menyampaikan penyingkapan itu,
mulanya mereka juga tidak percaya
mereka berkeyakinan itu adalah nubuat
mengenai Tuhan Yesus sendiri.
Karena mereka tetap tidak percaya
akhirnya Elia memberikan bukti,
ada yang dapat menjadi saksi bagi
panggilan yang Tuhan berikan.
Setelah itu mereka percaya, lalu ibu
tersebut setelah selesai komsel
dia datang kepada Elia dan kembali
menanyakan firman-firman yang telah
disampaikan oleh Elia yang belum
sempat dicatatnya. Karena disuruh baca
oleh Elia ibu itu menuruti, dia
menanyakan ayat tersebut lalu dicatatnya.
Elia sendiri heran dan juga gembira
karena ada yang mau dengar bahkan
menanyakannya kembali. Tidak ada orang
yang seperti ibu itu lagi, jangankan
bertanya, mendengar saja sebagian
tidak sudi Elia pernah ditolak ketika
hendak menyampaikan Injil ini, hanya
karena dengki ditengah khotbahnya
sedang disampaikan langsung di stop
(berhenti). Tetapi ada juga yang
setelah mendengar khabar ini langsung
teriak-teriak Haleluyah, dia mau
percaya dengan firman Tuhan yang
disampaikan oleh hambanya tentulah
hati Tuhan disenangkan.
Beberapa hari kemudian Elia diajak
lagi oleh ketua komsel ibu tersebut,
Elia di ajak ikut kubu doa disana.
Memang ketua komsel yang satu ini
pelayan Tuhan yang tulen tujuannya
hanya melayani. Tidak mencari
ketenaran sehingga dia tidak menjadi iri
ketika melihat Elia di tinggikan. Sikapnya
persis seperti yang dilakukan
oleh Yohannes Pembaptis yang setelah
melihat Tuhan Yesus kemudian
berkata: Ia harus makin besar, tetapi
aku harus makin kecil. Yoh 3 : 30.
Itulah kerendahan hati, kita harus
tersembunyi dibelakang Tuhan biar
nama Tuhan Yesus yang lebih tenar
bukan nama kita.
Di kubu doa ini setiap pesertanya masing-masing
boleh berdoa untuk
meminta apa yang dibutuhkan,
pesertanya ada yang meminta kesembuhan
untuk anggota keluarganya yang sakit.
Dan ibu ini ditanyai oleh ketua
komsel apa yang mau didoakan, lalu
ibu itu minta didoakan penghasilannya
supaya bertambah, ketika ditanya mau
minta penghasilan berapa besar
nominalnya, ibu itu agak malu-malu
mengutarakannya tetapi kemudian
meminta sebesar 3 juta lalu ketua
komselnya menyelutuk; mana cukup
cuma 3 juta kemudian ketua komselnya
mengajukan bagaimana kalau
kita minta 10 juta, ibu itu setuju
lalu masing-masing ikut mendoakannya.
Selang beberapa waktu kemudian saat
menghadiri ibadah, Elia ketemu
dengan ketua komsel itu lagi, nah
saat itu tiba-tiba ibu tersebut muncul
lagi, lalu berbisik kepada ketua
komsel yang terdengar oleh Elia, ibu itu
memberitahukan bahwa pendapatannya
bulan ini tembus 10 juta.
Peserta kubu doa yang lain tidak
dikasih tahu apakah mereka diberkati,
yang dikasih tahu cuma ibu itu yang
mau dengar-dengaran firman yang
telah disampaikan oleh Elia.
Mengapa Elia juga ikut dikasih dengar? Supaya hal ini dapat di ceritakan.
Ada berkat dari Tuhan bagi orang yang
mau mendengar perkataan
hambanya tetapi bagi yang tidak mau
dengar bahkan mengejek maka
musibahlah yang akan terjadi.
Kisah Para Rasul 3 : 21;
Bukankah telah dikatakan Musa: Tuhan Allah akan membangkitkan
Bukankah telah dikatakan Musa: Tuhan Allah akan membangkitkan
bagimu seorang nabi dari antara
saudara-saudaramu, sama seperti
aku: Dengarkanlah dia dalam segala
sesuatu yang akan dikatakannya
kepadamu. Dan akan terjadi, bahwa semua
orang yang tidak mendeng-
arkan nabi itu akan dibasmi dari umat
kita.
di publikasikan 29 november 2014
**********