Jumat, 16 Desember 2011

Yang telah Tuhan lakukan pada hambanya Elia

Mazmur 9 : 12,
Bermazmurlah bagi Tuhan, yang bersemayam di sion,
beritakanlah perbuatan-Nya diantara bangsa-bangsa.

Mazmur 66 : 16,
Marilah, dengarlah, hai kamu sekalian yang takut 
akan Allah, aku hendak menceritakan apa yang di-
lakukan-Nya terhadap diriku.


Suatu ketika yang kejadiannya terjadi di akhir tahun 2010 Elia sedang
dalam perjalanan ia dipertemukan dengan seorang ibu. Keadaan pada
waktu itu sedang terjadi bencana banjir yang sering terjadi disertai
gunung-gunung yang mulai menunjukkan gejala hendak meletus di
beberapa daerah. Oleh karena itu kepada ibu tersebut Elia berkata;
“Ini adalah guncangan-guncangan akhir zaman, lihatlah gunung-gunung
sudah mulai menunjukkan tanda hendak meletus, banjir sudah terjadi
di beberapa daerah kita harus mencari Tuhan meminta perlindungan
dariNya”. Tetapi ibu tersebut yang tidak mengetahui bahwa orang yang
berbicara kepadanya adalah seorang nabi Tuhan, tidak perduli dengan
perkataan Elia meskipun dia membawa nama Tuhan ketika mempe-
ringatkannya.
Dengan sikap yang memperlihatkan pengejekan, semua perkataan yang
disampaikan oleh Elia selalu di sangkal. Akhirnya sambil berdiam diri
Elia berkata kepada Tuhan; “Tuhan, lihatlah umatMu tidak mau
mendengarkan, bahkan apa yang telah hambaMu sampaikan diejek dan
di sangkal terus-menerus”.
Dalam pikiran hamba Tuhan itu sendiripun sebenarnya ada terbesit hal
yang mustahil terjadinya guncangan pada ibu tersebut karena jika
sekiranya gunungnya benar-benar meletus, letusannya tidak akan
sampai ketempat ibu tersebut apalagi banjir di tempat ibu itu tidak
pernah terjadi kebanjiran. Lalu musibah apa yang dapat melanda ibu itu?
Ibu itu bukan orang miskin, anaknya polisi siapa yang berani membuat
masalah dengannya?
Mungkin karena anaknya itu seorang polisi, sebab itu ibu tersebut jadi
sombong dan tidak lagi merasa perlu ada Tuhan di hidupnya, makanya ia
tidak mau dengar-dengaran dengan apa yang diucapkan Elia nabi Tuhan
yang mengingatkannya supaya mencari Tuhan. Meskipun ibu tersebut
adalah orang kristen Katolik setiap minggu terlihat ke gereja tetapi tidak
ada hormatnya kepada nama Tuhan.
Oleh karena kelakuannya yang tidak mengindahkan nasihat dari hamba
Tuhan yang diutus kepadanya, suatu malapetaka kemudian terjadi
kepadanya, suatu kejadian yang tidak terpikirkan oleh Elia nabi Tuhan
itu sendiri, memang apapun dapat dilakukan Tuhan, yang tidak dapat
terpikirkan oleh manusia itulah yang terjadi.
Setelah pertemuan Elia dengan ibu itu berlalu belum genap sebulan
lamanya, datanglah malapetaka yang menimpa keluarga ibu tersebut.
Anaknya yang polisi itu mengalami kecelakaan lalu-lintas, tabrakan
yang cukup parah.
Elia yang mendengar khabar tersebut datang mengunjungi. Saat
bertemu dengan ibu itu kembali, ibu itu kelihatan begitu marah.
Elia menjadi heran mengapa wajah ibu tersebut begitu tidak bersahabat
seperti sedang marah kepadanya tidak seperti biasanya murah senyum.
Ketika Elia hendak mendoakan anaknya yang mengalami kecelakaan
bersama tetangganya yang turut datang mengunjungi langsung ditolak
anaknya yang lagi sakit itu dengan makian kepada Tuhan Yesus.
Akhirnya Elia pulang dengan keheranan sambil bertanya kepada Tuhan;
Mengapa sifat ibu itu yang biasanya ramah tiba-tiba berubah begitu
marah? Kemudian Tuhan mengingatkan; “Masih ingat tidak waktu
engkau menasehatinya dan ia selalu menyangkal dan mengejekmu?
Beginilah akibatnya bagi dia”.
Waktu diingatkan Tuhan demikian Elia menjadi takut atas perbuatan
Tuhan yang dahsyat itu dan menjadi mengerti sebabnya ibu itu sangat
marah. Karena kecelakaan yang menimpa anaknya demikian parah,
keadaannya setengah linglung, jidatnya bolong, lengan kanannya patah
kaki kanannya juga patah.
Tetapi setelah kejadian itu pun, ibu tersebut bukannya bertobat malah
dimusuhinya hamba Tuhan. Seharusnya ia sadar dan mengerti bahwa
yang melakukan itu adalah Tuhan yang sedang menghajarnya sekiranya
ia peka terhadap hal ini lalu mencari Tuhan dan memohon ampunanNya,
meminta petunjuk dari utusannya tentulah anaknya  yang sakit akan
segera disembuhkan Tuhan, tetapi dalam keadaan demikian ia masih
tidak mau mencari Tuhan. Berbulan-bulan anaknya masih belum sembuh
dan tidak diketahui keadaannya sampai sekarang.

Kemudian setelah kejadian itu Tuhan membawa hambanya Elia kepada
seorang ibu yang lain. Seorang ibu yang mau dengar-dengaran perkataan
utusanNya.
Waktu itu Elia disuruh memberitakan injil untuk memberitahukan nubuat
kedatangan Elia, yaitu tentang hamba Tuhan yang menderita ke setiap
komsel(communitas cell) yang ada. Tuhan menyuruh hambanya Elia
melakukan ini agar supaya umat Tuhan mengetahui kedatangan Tuhan
Yesus sudah semakin singkat, tetapi banyak umatnya yang tidak mengerti
maksud Tuhan melakukan hal ini terhadap Elia hambaNya.
Mungkin ada yang protes ngapain Elia berbuat seperti ini?
Setiap komsel didatangi lalu memberitakan siapa dirinya,
apakah dia hendak memuliakan diri?
Padahal itu adalah kemauan Tuhan, bukan ide Elia melakukan hal itu.
Elia hanya taat melakukan apa yang di perintahkan Tuhan kepadanya.
Tujuan Tuhan melakukan ini sebenarnya Tuhan ingin agar supaya
umatnya segera mempersiapkan diri menyongsong kedatangan Tuhan
yang kedua kalinya. Tetapi banyak yang tidak mengerti bahkan ada
yang menjadi irihati setelah mendengar pemberitaan ini dan menuduh
Elia adalah antikris, dimana buktinya kalau Elia itu adalah antikris sungguh
tuduhan yang tidak masuk akal. Bahkan ada yang langsung marah dan
mengatakan jangan curi-curi kemuliaan Tuhan. Padahal sesungguhnya
dia sendiri yang ingin dimuliakan. Elia paham… karena dia yang menjadi
ketua komsel, selama jadi ketua tidak dilayani oleh tuan rumah dengan
sikap wah..
berbeda saat Elia baru sekali mampir disana langsung dilayani secara
berlebihan setelah mendengar Injil yang disampaikannya tentu saja
hal ini membuat sang ketua komsel menjadi irihati, lalu menjadi marah.
Tadinya ia ingin merekrut Elia menjadi anggota komsel setelah kejadian
seperti ini apakah dia masih ingin ?
Memang pelayan Tuhan itu hebat-hebat sepak terjangnya.
Firmannya ini penting, berkali-kali Tuhan mendesak Elia untuk beritakan
Injil. Jadi di setiap ada kesempatan memberitakan Injil maka Injil yang
akan diberitakan Elia nantinya tetap itu juga bagi yang belum mendengar,
meskipun bagi Elia agak risih karena selalu itu-itu saja yang kesannya 
seperti hendak menonjolkan diri.
Tetapi itulah yang terlebih dahulu yang harus dilakukan Elia karena itulah
Injil yang harus diberitakan kepada orang percaya, memang itu khusus
untuk orang percaya saja, bagi yang belum percaya maka yang akan
diberitakan Elia adalah kesaksian Yesus adalah Tuhan Sang Pencipta.
Nah waktu Elia diutus ke komsel yang diikuti ibu tersebut Elia juga
menyampaikan penyingkapan itu, mulanya mereka juga tidak percaya
mereka berkeyakinan itu adalah nubuat mengenai Tuhan Yesus sendiri.
Karena mereka tetap tidak percaya akhirnya Elia memberikan bukti,
ada yang dapat menjadi saksi bagi panggilan yang Tuhan berikan.
Setelah itu mereka percaya, lalu ibu tersebut setelah selesai komsel
dia datang kepada Elia dan kembali menanyakan firman-firman yang telah
disampaikan oleh Elia yang belum sempat dicatatnya. Karena disuruh baca
oleh Elia ibu itu menuruti, dia menanyakan ayat tersebut lalu dicatatnya.
Elia sendiri heran dan juga gembira karena ada yang mau dengar bahkan
menanyakannya kembali. Tidak ada orang yang seperti ibu itu lagi, jangankan
bertanya, mendengar saja sebagian tidak sudi Elia pernah ditolak ketika
hendak menyampaikan Injil ini, hanya karena dengki ditengah khotbahnya
sedang disampaikan langsung di stop (berhenti). Tetapi ada juga yang
setelah mendengar khabar ini langsung teriak-teriak Haleluyah, dia mau
percaya dengan firman Tuhan yang disampaikan oleh hambanya tentulah
hati Tuhan disenangkan.
Beberapa hari kemudian Elia diajak lagi oleh ketua komsel ibu tersebut,
Elia di ajak ikut kubu doa disana.
Memang ketua komsel yang satu ini pelayan Tuhan yang tulen tujuannya
hanya melayani. Tidak mencari ketenaran sehingga dia tidak menjadi iri
ketika melihat Elia di tinggikan. Sikapnya persis seperti yang dilakukan
oleh Yohannes Pembaptis yang setelah melihat Tuhan Yesus kemudian
berkata: Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil. Yoh 3 : 30.
Itulah kerendahan hati, kita harus tersembunyi dibelakang Tuhan biar
nama Tuhan Yesus yang lebih tenar bukan nama kita.
Di kubu doa ini setiap pesertanya masing-masing boleh berdoa untuk
meminta apa yang dibutuhkan, pesertanya ada yang meminta kesembuhan
untuk anggota keluarganya yang sakit. Dan ibu ini ditanyai oleh ketua
komsel apa yang mau didoakan, lalu ibu itu minta didoakan penghasilannya
supaya bertambah, ketika ditanya mau minta penghasilan berapa besar
nominalnya, ibu itu agak malu-malu mengutarakannya tetapi kemudian
meminta sebesar 3 juta lalu ketua komselnya menyelutuk; mana cukup
cuma 3 juta kemudian ketua komselnya mengajukan bagaimana kalau
kita minta 10 juta, ibu itu setuju lalu masing-masing ikut mendoakannya.
Selang beberapa waktu kemudian saat menghadiri ibadah, Elia ketemu
dengan ketua komsel itu lagi, nah saat itu tiba-tiba ibu tersebut muncul
lagi, lalu berbisik kepada ketua komsel yang terdengar oleh Elia, ibu itu
memberitahukan bahwa pendapatannya bulan ini tembus 10 juta.
Peserta kubu doa yang lain tidak dikasih tahu apakah mereka diberkati,
yang dikasih tahu cuma ibu itu yang mau dengar-dengaran firman yang
telah disampaikan oleh Elia.
Mengapa Elia juga ikut dikasih dengar? Supaya hal ini dapat di ceritakan.
Ada berkat dari Tuhan bagi orang yang mau mendengar perkataan
hambanya tetapi bagi yang tidak mau dengar bahkan mengejek maka
musibahlah yang akan terjadi.

  Kisah Para Rasul 3 : 21;
          Bukankah telah dikatakan Musa: Tuhan Allah akan membangkitkan
       bagimu seorang nabi dari antara saudara-saudaramu, sama seperti
       aku: Dengarkanlah dia dalam segala sesuatu yang akan dikatakannya
       kepadamu. Dan akan terjadi, bahwa semua orang yang tidak mendeng-
       arkan nabi itu akan dibasmi dari umat kita.
      


di publikasikan 29 november 2014

**********

Tidak ada komentar:

Posting Komentar