ELIA DALAM RAMALAN RAJA JAYA BAYA DI INDONESIA ZAMAN DULU
Yesaya 55 : 11,
Demikianlah Firman-Ku
yang keluar dari mulut-Ku:
ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan
sia-sia,
tetapi ia akan melaksanakan apa yang
Kukehendaki,
dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan
kepadanya.
Yeheskiel 12 : 28,
Tidak satu pun dari
firmanKu akan ditunda-tunda.
Apa yang Kufirmankan akan terjadi,
demikianlah
firman Tuhan Allah.
Apa yang telah Tuhan firmankan akan dilaksanakan di bumi tidak ada yang
gagal,
pada akhirnya semuanya akan terjadi sesuai firman yang telah dikatakan
oleh Allah
sendiri. Rancangan Allah itu sempurna firman Tuhan itu sudah tergenapi sebagian
dengan kemunculan utusan yang telah dinubuatkanNya di Alkitab dan yang
telah
menyatakan kesaksiannya. Meskipun ia belum melakukan hal-hal yang
dahsyat
seperti yang dinubuatkan.
Jadi kalau Elia belum melakukan perbuatan yang dahsyat di dalam nama
Tuhan
Yesus sampai sekarang, itu karena Allah masih sedang memproses hambaNya
yang
akan dipakai untuk menjadi saksi bagi-Nya. Walaupun hambanya telah
bersaksi
tetapi bagi Tuhan itu bukan cara bersaksi yang diinginiNya, sampai
kepada waktu
yang telah ditentukan Tuhan, sampai tiba saat yang telah ditetapkan
barulah Tuhan
akan memakainya untuk menjadi saksi bagiNya.
Elia adalah utusan Tuhan Yesus yang telah dinubuatkan di Alkitab di
kitab Yesaya
52 : 13 sebagai Hamba Tuhan yang menderita dan ia juga dinubuatkan di kitab
Daniel 7 : 22 , 7 : 9-14 dengan
nama Yang Lanjut Usia. Elia juga merupakan salah
satu dari kedua saksi Allah yang dinubuatkan di kitab Wahyu 11.
Firman yang telah Tuhan tuliskan itu sungguh akan terjadi, apa yang
telah Tuhan
katakan di Alkitab tentang kedatangan Elia sesungguhnya sudah
diramalkan juga
oleh raja-raja yang pernah ada di bumi Indonesia di zaman dulu. Dahulu
saya
pernah dibawa kepada seorang peramal, melihat penyakit yang kuderita
dia
mengetahui keadaan hidupku dia mengatakan bahwa aku sedang menanggung
penderitaan banyak orang. Orang yang membawa saya kepada peramal itu berkata
bahwa itu tidak baik kalau harus menanggung penderitaan orang lain, saat
itu aku
cuma heran mengapa ada perkara seperti ini. Aneh pikirku. Tetapi hal
itu ternyata
benar karena Tuhan sendiri menyatakan demikian.
Bagaimana mereka bisa mengetahui
rahasia ilahi yang seperti ini?
Masih ingat dengan orang-orang majus mereka juga diberitahu telah lahir
seorang
Raja dan mereka datang dari tempat yang jauh untuk membawa persembahan
kepada bayi Yesus yang baru lahir.
Ternyata beberapa raja di Indonesia pada zaman dulu ada yang diberi
penglihatan
tentang akan munculnya Elia dan mereka telah meramalkan bahwa kelak
akan
datang seorang Satriya Piningit artinya seorang ksatria yang disembunyikan
dalam
pingitan. Apa yang mereka ramalkan itu persis seperti yang telah
dinubuatkan
di dalam Alkitab bahkan lebih detail.
Waktu itu hari minggu tanggal 10 Agustus 2014 aku dalam perjalanan pergi ibadah
jam empat tetapi karena sudah telat dan aku tidak suka terlambat datang
ibadah maka
aku putuskan ibadah jam 6 saja. Oleh karena dalam perjalanan dan harus
menunggu
2 jam lagi maka aku pergi ke toko buku untuk melewatkan waktu.
Aku merasa agak aneh mengapa rencana mau pergi ibadah dari pagi
tertunda melulu
sampai begitu sore baru berangkat dan masih tetap telat hingga harus
jalan ke toko
buku,saat mencari buku,sebenarnya buku yang hendak kucari itu adalah
buku
panduan cara mendownload, tetapi yang ketemukan justru sebuah buku yang
berjudul
SATRIA PININGIT mataku tertuju ke buku itu lalu dalam hatiku timbul pertanyaan
;
Apakah kata PINGITAN itu ada hubungannya dengan PININGIT?
Apakah PINGITAN itu asal kata sebenarnya berasal dari kata PININGIT?
Mengapa ada pertanyaan seperti itu di hatiku?
Karena aku telah mengatai Tuhan seperti Gadis Pingitan. Mengapa
kukatakan Tuhan
seperti Gadis Pingitan karena sebelumnya aku sedang marah kepada Tuhan
karena
begitu sulit untuk dapat melihat kemuliaanNya selama ini cuma
penyertaanNya yang
kurasakan dan tuntunan melalui
Alkitabnya tetapi melihat kemuliaannya seperti yang
dialami Musa, Kel 33:18 sungguh tak pernah terjadi begitu sulitnya bertemu Tuhan
sudah hampir 7 tahun mencari Tuhan tidak juga kutemukan maka aku marah dan
mengataiNya seperti Gadis
Pingitan.
Nah oleh sebab aku belum mengetahui arti kata pingitan dengan jelas
hanya kutahu
bahwa gadis pingitan itu adalah gadis yang baru di pinang dan harus
disembunyikan
tidak boleh keluar rumah sampai dia menikah, maka aku ingin tahu dari
buku itu.
Lagipula setelah kubaca firasatku sepertinya buku itu berhubungan
dengan nubuatan
yang ada di Alkitab. Pada waktu aku marah aku pernah berkata kepada
Tuhan :
“Tuhan seharusnya aku yang menjadi Gadis Pingitan tetapi malah
kurasakan Engkau
yang menjadi seperti Gadis Pingitan bagiku.”
Tetapi lewat buku ini aku tahu Tuhan hendak mengatakan kepadaku bahwa yang
Gadis Pingitan itu adalah kamu sendiri. Karena aku belum menyingkapkan di sini tentang
panggilan ketiga yang Tuhan berikan jadinya pembaca tidak tahu, mengapa
Elia disebut
juga Satria Piningit. Sesungguhnya ada kaitan dengan panggilan ketiga
yang Tuhan berikan
dengan nama yang diberikan
kepada Elia di dalam buku ini yaitu Satria Piningit.
Berikut ini adalah sebagian kutipan dari tulisan yang terdapat pada bagian belakang buku
SATRIA PININGIT yang menyatakan
demikian;
Sebagian masyarakat menyatakan
bahwa sosok Satria Piningit Sang Ratu Adil hanyalah
mitos. Namun bagi sebagian yang lain, Satria Piningit Sang Ratu Adil
adalah sosok yang
nyata. Ia adalah sosok manusia yang diprediksikan bakal hadir sebagai
pemimpin Negara
RI di masa depan. Lalu bagaimana wujudnya, dan kapan kehadirannya?
Siapa pun tidak
bisa menjawab dengan pasti. Namun sebagian masyarakat Indonesia sudah
tertlanjur
berharap banyak akan kehadiran sosok manusia agung tersebut. Terlebih
setelah mereka
membaca beberapa literatur kuno, semisal: Wangsit Siliwangi, Serat
Musarar Jayabaya,
Serat Sabdapalon,Serat Kalatidha, dan Serat Centhini yang
memprediksikan tentang
kemunculan Satria Piningit Sang Ratu Adil.
ORANG INDONESIA HARUS PERCAYA DAN BERTOBAT DARI KESALAHAN
MEREKA DAN BERBALIK MENYEMBAH TUHAN YANG BENAR.
Ada beberapa ramalan yang telah dituliskan oleh beberapa raja tentang
ciri-ciri Satriya
Piningit dan kapan saatnya ia datang yaitu di dalam Wangsit Siliwangi, Serat
Musarar
Jayabaya,Serat Sabdapalon,Serat Kalatidha dan Serat Centhini.
1. Ramalan Serat Musarar Jaya Baya
Raja terbesar dari kerajaan Kediri yang pernah berkuasa di Indonesia di
tanah Jawa
adalah Jaya Baya di tahun 1135-1157, ia juga dikenal sebagai ahli
nujum.
Ramalan-ramalannya dikumpulkan dalam kitab bernama Jongko Joyoboyo.
Beberapa dari ramalan raja Jaya Baya sungguh telah menjadi kenyataan,
salah satu
ramalannya yang telah menjadi kenyataan saat ini adalah tentang akan
terciptanya
pesawat terbang. Hal itu telah diramalkannya sebelum pesawat terbang
itu
diciptakan oleh Orville Wright dan Wilbur Wright bersaudara asal
Dayton,Ohio Amerika.
Tahun 1908 mereka menerbangkan pesawatnya ke Perancis menyapu
ketidakpercayaan
dunia yang semula mencibir kemudian menjadi terperangah. Jadi tahun
1908 yang
namanya pesawat terbang telah
lahir di dunia seperti yang telah diramalkan oleh Raja
Jaya Baya setelah 800 ratus tahun kemudian.
Dalam Serat Musarar yang digubah oleh Raja Jaya Baya telah menyebutkan
tentang
datangnya Satriya Piningit Sang Ratu Adil dalam bait bait akhir Serat
Musarar Jaya Baya
dikatakan mungkin ini bahasa Jawa aku tidak mengerti bahasa ini tetapi
sudah
diterjemahkan oleh penulis buku, ini bahasa aslinya;
“Selet-selete yen mbesuk ngancik tutuping
tahun sinungkalan dewa wolu, ngasta
manggalaning ratu, bakal ana dewa
ngejawantah, apengawak manungsa,
apasurya padha Bethara Kresna, awatak
Baladewa, agegaman trisula wedha,
jinejer wolak-waliking jaman, iku tandhane
putra Bethara Indra wus katon,tumeka
ing arcapada ambebantu wong Jawa, bala
prewangan makluk alus padha baris,
padha rebut benere garis, tan kasat mata,
tan arupa, sing mandhegani putrane
Bethara Indra, agegaman trisula wedha,
momongane padha dadi nayaka perang,
perange tanpa bala, sakti mandraguna tanpa
aji-aji, apeparap pangeraning prang,
tan pakra anggoning nyandhang, ning iya
bisa nyembadani ruwet rentenging
wong sapirang-pirang, idune idu geni,
sabdane malati, sing mbregendul mesthi
mati, ora tuwa, enom padha dene bayi, wong
ora ndayani nyuwun apa bae mesthi
sembada, garis sabda ora gantalan dina,
beja-bejane sing yakin lan tuhu setya
sabdanira, tan karsa sinuyudan wong
satanah Jawa, nanging inung pilih-pilih sapa,
waskita pindha dewa, bisa nyumurupi laire
mbahira, buyutira, canggahira, pindha
lair bareng sadina, ora bisa diapusi marga
bisa maca ati, wasis, wegig, waskita,
ngerti sadurunge winarah, bisa pirsa
mbahmbahira, angawuningani jantraning
jaman Jawa, ngerti garise siji-sijining
umat, tan kewran sasuruping jaman, ing
ngarsa Begawan, dudu pandhita sinebut
pandhita,dudu dewa sinebut dewa,
kaya dene manungsa, iki dalan kanggo sing
eling lan waspada, ing jaman
kalabendu Jawa, aja nglarang dalem
ngleluri wong apengawak dewa, cures
ludhes saka braja jalma kumara, aja-aja
kleru pandhita samusana, larinen
pandhita asenjata trisula wedha, iku hiya
pinaringaning dewa, nglurug tanpa
bala, yen menang tan ngasorake liyan, para
kawula padha suka-suka, marga
adiling pangeran wus teka, retune nyembah
kawula, angagem trisula wedha,
para pandhita hiya padha muja, hiya iku
momongane kaki sabdapalon, sing wis
adu wiring nanging kondhang, genaha
kacetha kanthi njingglang, nora ana
wong nggresula kurang, hiya iku tandhane
kalabendu wis minger, centi wektu
jejering kalamukti, andayani indering
jagad raya, padha asung bekti.
Terjemahannya ke dalam
bahasa Indonesia;
Selambat-lambatnya kelak
menjelang tutup tahun(sengkalan:dewa wolu,ngasta
manggalaning ratu), akan ada
dewa tampil, berbadan manusia, berparas seperti
Bhatara Kresna, berwatak
seperti Baladewa, bersenjata trisula wedha, tanda
datangnya perubahan zaman,
itulah tanda putra Bhatara Indra sudah nampak,
datang di bumi untuk membantu
orang Jawa, pasukan makhluk halus sama-sama
berbaris, berebut garis yang
benar, tak kelihatan, tak berbentuk; yang memimpin
adalah putra Bhatara Indra,
bersenjatakan trisula wedha, para asuhannya menjadi
perwira perang, jika berperang
tanpa pasukan, sakti mandraguna tanpa azimat,
bergelar pangeran perang,
kelihatan berpakaian kurang pantas, namun dapat
mengatasi keruwetan banyak
orang, ludahnya ludah api, sabdanya terbukti, yang
membantah pasti mati, orang
tua, muda maupun bayi, orang yang tidak berdaya
minta apa saja pasti
terpenuhi, garis sabdanya tidak akan lama, beruntunglah bagi
yang yakin dan percaya serta
mentaati sabdanya, tidak mau dihormati orang se-tanah
Jawa, tetapi hanya memilih
beberapa saja, pandai meramal seperti dewa, dapat
mengetahui lahirnya kakek,
buyut dan canggahmu, seolah-olah lahir di waktu yang
sama, tidak bisa di tipu
karena dapat membaca isihati, bijak, cermat dan sakti,
mengerti sebelum sesuatu
terjadi, mengetahui leluhurmu, memahami putaran roda
jaman Jawa, mengerti garis
hidup setiap umat, tidak khawatir tertelan jaman, di
hadapan Begawan, bukan pendeta
disebut pendeta, bukan dewa disebut dewa,
namun manusia biasa, inilah
jalan bagi yang ingat dan waspada, pada jaman kala
bendu Jawa, jangan melarang
dalam menghormati orang berupa dewa, yang
menghalangi akan sirna seluruh
keluarga, jangan keliru mencari dewa, carilah dewa
bersenjata trisula wedha,
itulah pemberian dewa, menyerang tanpa pasukan, bila
menang tak menghina yang lain,
rakyat bersuka-ria, karena keadilan Yang Kuasa
telah tiba, raja menyembah
rakyat, bersenjatakan trisula wedha, para pendeta juga
pada memuja, itulah asuhannya
Sabdapalon, yang sudah menanggung malu tetapi
termasyur, segalanya tampak
terang benderang, tak ada yang mengeluh kekurangan,
itulah tanda jaman kalabendu
telah usai, berganti jaman penuh kemuliaan,
memperkokoh tatanan jagad
raya, semuanya menaruh rasa hormat yang tinggi.
Apa yang telah diramalkan oleh
raja Jaya Baya persis seperti yang telah dinyatakan oleh
Alkitab bahkan ia mengatakan lebih detail seperti “kelihatan berpakaian kurang pantas”
pernyataan ini benar dan mengherankanku bagaimana ia bisa tahu karena
hal ini tidak
ada disebutkan dalam Alkitab. Jadi perkataannya tidak diambil dari
Alkitab tetapi memang
ia memiliki pewahyuan tersendiri dari Tuhan untuk dapat melihat keadaan
masa depan.
Menurut pernyataan ramalan
diatas Sabdapalon yang dimaksud kemungkinan
adalah
Alkitab, ramalannya memiliki
persamaan dengan nubuatan yang ada di
Alkitab seperti
garis sabdanya tidak
lama, itu ada tertulis dalam kitab wahyu,
Wahyu 11 : 3,
Dan Aku akan memberi tugas kepada kedua saksiKu, supaya mereka
bernubuat sambil berkabung, seribu dua ratus
enam puluh hari lamanya.
SAkti mandraguna tanpa azimat, yang
membantah pasti mati, cermat dan sakti, ini
juga ada tertulis di kitab wahyu
wahyu 11:3-6,
Dan jikalau ada orang yang hendak menyakiti mereka, keluarlah
api dari
Mulut mereka menghanguskan semua musuh
mereka. Dan jikalau ada
orang yang hendak menyakiti mereka, maka
orang itu harus mati secara
itu. Mereka mempunyai kuasa menutip
langit, supaya jangan turun hujan
selama mereka bernubuat; dan mereka mempunyai
kuasa atas segala air
untuk mengubahnya menjadi darah, dan untuk
memukul bumi dengan
segala jenis malapetaka, setiap kali mereka
menghendakinya.
Dan lagi bersenjatakan Trisula Wedha
maksudnya disini adalah Allah Trinitas, itu
adalah kekuatan Elia didalam melakukan mukjizat dan menghancurkan
lawan-lawannya.
Mazmur 60: 14,
Dengan Allah
akan kita lakukan perbuatan-perbuatan gagah perkasa,
sebab Ia sendiri akan menginjak-injak para
lawan kita.
Mazmur 28:7,
Tuhan adalah kekuatanku
dan perisaiku; kepadaNya hatiku percaya.
Bergelar
pangeran perang, jika berperang tanpa pasukan, pasukan mahluk halus
sama-sama berbaris, berebut garis yang
benar, tidak kelihatan, tidak berbentuk.
Tuhan akan memerintahkan para malaikatNya untuk melayani utusanNya.
Malaikat
adalah makhluk rohani tanpa tubuh yang diciptakan Allah untuk melayani.
Mazmur 91:11
Sebab malaikat-malaikatNya akan diperintahkanNya kepadamu untuk
menjaga
engkau di segala jalanmu.
Pada waktu nabi Elisa hendak di tangkap oleh raja Aram 2 Raja-raja 6:13
karena
Elisa Mengetahui apa yang hendak dilakukan raja Aram terhadap bangsa
Israel
dan memperingatkan bangsa Israel tentang hal itu. Maka raja Aram marah
dan
mengirimkan pasukan berkuda dengan tentara yang besar untuk menangkap
nabi
Elisa tetapi Tuhan mengirimkankan malaikat yang lebih besar untuk
menjaganya.
Saat itu bujangnya ketakutan melihat begitu banyak tentara orang Aram
yang telah
mengepung, tetapi Elisa berkata;
2 raja-raja 6:16,
Jangan takut, sebab lebih banyak yang
menyertai kita dari pada yang menyertai
mereka. Lalu berdoalah Elisa:”Ya Tuhan :
Bukalah kiranya matanya supaya ia melihat.”
Maka Tuhan membuka mata bujang itu, sehingga
ia melihat. Tampaklah gunung itu
penuh dengan kuda dan kereta berapi
sekeliling Elisa.
Yang
sudah menanggung malu tetapi termasyur , pernyataan ini ada tertulis
dalam
Yesaya 53 : 3-5
Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan
dan yang biasa menderita kesakitan; ia
sangat dihina, sehingga orang
menutup mukanya terhadap dia dan bagi kita
pun dia tidak masuk
hitungan. Tetapi sesungguhnya penyakit
kitalah yang ditanggungnya,
dan kesengsaraan kita yang dipikulnya,
padahal kita mengira dia kena
tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi ia
tertikam oleh karena
pemberontakan kita, dia diremukkan oleh
karena kejahatan kita.
Itulah zaman kalabendu telah usai, berganti zaman penuh
kemuliaan.
Seperti yang
telah dinubuatkan dalam kitab Daniel 7:22,
Sampai Yang Lanjut Usianya itu datang dan keadilan diberikan
kepada
orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi dan
waktunya datang orang
orang kudus itu memegang pemerintahan.
Selanjutnya
kita perhatikan di Serat Musarar Jaya Baya bait ke-27 yang berbunyi
sebagai
berikut :
Dene besuk nuli ana, tekane kang tunjung putih,
semune pudhak
kasungsang, bumi Mekah dennya lair, iku
kang angratoni, jagad
kabeh ingkang mengku, juluk Ratu Amisan,
sirep musibating bumi,
wong nakoda milu manjing ing samuwan.
Terjemahannya
:
Kemudian kelak akan datang tunjung putih
semune pudhak kasungsang.
Lahir di
bumi Mekah. Menjadi raja di dunia, bergelar Ratu Amisan, redalah
kesengsaraan
di bumi, nakhoda ikut ke dalam persidangan.
Maksud lahir di bumi Mekah itu mungkin karena Elia tinggal di Medan dekat dengan
propinsi Aceh yang disebut juga serambi Mekah.
Dan juga
dikatakan dalam bait ke-28 yang berbunyi sebagai berikut:
Prabu tusing waliyulah, kadhatone pan
kekalih, ing Mekah ingkang
Satunggal, tanah jawi kang sawiji, prenahe
iku kaki, perak lan gunung
Perahu, sakulone tempuran, balane samya jrih
asih, iya iku ratu
Rinenggeng sajagad.
Terjemahannya:
Raja utusan waliyullah. Beristana dua yakni
di Mekah dan di tanah Jawa. Letaknya
dekat dengan
gunung perahu , sebelah barat tempuran.
Dicintai pasukannya.
Sungguh
seorang pemimpin negara yang terkenal sedunia.
2. Ramalan Serat Sabdapalon
Sekarang kita beralih ke Serat Sabdapalon yang menyatakan
demikian:
Sang Prabu diaturi ngyektosi, ing besuk yen ana
wong Jawa ajeneng tuwa,
agegaman kawruh, iya iku sing diemong
Sabdapalon, wong jawan arep
diwulang weruha marang bener luput.
Terjemahannya
:
Sang Prabu diminta memahami, suatu saat
nanti kalau ada orang Jawa
menggunakan nama Tua, berpegang pada kawruh
Jawa, ya itulah yang
diasuh oleh Sabdapalon, orang Jawa yang
telah kehilangan Jawa-nya akan
diajarkan agar bisa melihat benar salahnya.
Dari
pernyataan diatas dikatakan bahwa akan datang nantinya orang Jawa yang
bernama “tua
“. Siapakah orang bernama tua yang
dikatakan itu?
Ia adalah Yang
Lanjut Usianya dialah orang yang dimaksud dengan nama tua.
Orang Jawa
artinya di sini adalah orang Indonesia, bukan berasal dari suku
Jawa tetapi
orang yang berwarga negara Indonesia, dulu tidak ada nama
Indonesia
makanya hanya dikatakan orang Jawa.
Dalam Serat
Sabdapalon bait 5-15 dikatakan juga sebagai berikut ;
Bila tidak ada yang mau memakai, akan aku
hancurkan. Menjadi makanan
jin setan dan lainnya. Belum lega hatiku bila
belum menghancurleburkannya.
aku akan membuat tanda akan datangnya
kata-kataku ini. Bila Gunung Merapi
meletus dan memuntahkan laharnya. Lahar itu
mengalir ke barat daya. Baunya
tidak sedap. Itulah pertanda kalau aku
datang. Sudah mulai menyebarkan agama
budi . Kelak
Merapi akan bergelegar. Itu sudah menjadi takdir Tuhan bahwa
segalanya harus berganti…………………Gunung-gunung
besar bergelegar
menakutkan lahar meluap ke kanan ke kiri
hingga menghancurkan desa dan
hutan…………dst.
Agama budi itu adalah ajaran Alkitab.
3. Ramalan Serat Centhini
Di dalam Serat Centhini jilid 4 dikatakan tanda-tanda bakal datangnya
Satria
Piningit
Sang Ratu Adil sebagai berikut;
Terjemahannya
saja ;
Para pemimpinnya berhati jahil, bicaranya
ngawur, tidak bisa dipercaya dan
tidak ada wahyu yang sejati. Wahyu yang turun adalah wahyu dari iblis dan
sulit bagi kita untuk membedakannya, para
wanitanya banyak yang kehilangan
rasa malu. Rasa persaudaraan meluntur,
tidak saling member berita dan banyak
orang miskin beraneka macam yang sangat
menyedihkan kehidupannya.
Banyak peperangan yang melibatkan para
penjahat, perampokan dan pemerkosaan
makin menjadi-jadi dan banyak pencuri
malang melintang di jalan. Alampun ikut
terpengaruh dengan banyak terjadi gerhana
matahari dan bulan, hujan abu dan
gempa bumi. Angin ribut dan salah musim,
banyak terjadi kerusuhan seperti perang
yang tidak ketahuan mana musuhnya yang
menyebabkan tidak mungkin ada rasa
tenteram di hati. Kewibawaan negara tidak
ada lagi, semua tata tertib, keamanan,
dan aturan telah ditinggalkan. Para
penjahat maupun para pemimpin tidak sadar
apa yang diperbuat dan selalu menimbulkan
masalah. Para pemimpin mengatakan
seolah-olah bahwa semua berjalan dengan
baik padahal hanya sekadar menutupi
keadaan yang jelek. Yang menjadi pertanda
zaman Kalabendu, makin lama makin
menjadi kesulitan yang sangat, dan
berbeda-beda tingkah laku orang satu negara.
Disertai dengan tangis dan kedukaan yang
mendalam, walaupun kemungkinan
dicemooh, mencoba untuk melihat
tanda-tanda yang tersembunyi dalam peristiwa
ini. Memberikan peringatan pada zaman
yang kalut dengan bijaksana, begitu agar
kejadiannya semoga jadi peringatan. Siapa
yang menghadapi zaman gila, yakni
zaman edan, sulit untuk mengambil sikap,
apabila ikut gila tidak tahan. Apabila
tidak ikut menjalani, tidak kebagian
untuk memiliki harta benda, yang
akhirnya
bisa kelaparan.
4. Wangsit Siliwangi
Berikut ini
adalah wangsit prabu Siliwangi yang menyebut Satriya Piningit Ratu Adil
sebagai Budak Angon(penggembala) dituliskan demikian;
Terjemahannya
saja :
Ada yang
berani menelusuri terus-menerus, tidak mengindahkan larangan, mencari
sambil
melawan, melawan sambil tertawa. Dialah Anak Gembala; Rumahnya di
belakang
sungai, pintunya setinggi batu, tertutupi pohon handeuleum dan hanjuang.
Apa yang dia
gembalakan? Bukan kerbau bukan domba, bukan pula harimau
ataupun banteng,
tetapi ranting daun kering dan sisa potongan pohon.
dia terus
mencari, mengumpulkan semua yang dia temui, tapi akan menemui
banyak
kejadian.
Semakin maju
semakin banyak penguasa yang buta tuli, memerintah
sambil
menyembah berhala. Lalu anak-anak muda salah
pergaulan, aturan hanya
menjadi
bahan omongan, karena yang membuatnya bukan orang yang
mengerti
aturan itu sendiri. Sudah pasti ; bunga teratai hampa sebagian, bunga
kapas kosong
buahnya, buah pare banyak yang tidak masuk kukusan. Sebab
yang
memimpin banyak tukang bohong, semua rakyat diberangus dengan
janji-janji,
terlalu banyak orang pintar, tapi pintar keblinger.
Kekuasaan
penguasa buta tidak berlangsung lama, tapi karena sudah kelewatan
menyengsarakan
rakyat yang sudah berharap agar ada mukjizat datang untuk
mereka.
Penguasa itu akan menjadi tumbal, tumbal
untuk perbuatannya sendiri.
Kapan
waktunya? Nanti saat munculnya Anak Gembala! Di situ akan banyak
huru-hara,
yang bermula di satu daerah semakin lama semakin besar meluas
di seluruh
negara. Yang tidak tahu menjadi gila dan ikut-ikutan menyerobot dan
bertengkar,
dipimpin oleh pemuda gendut! Sebabnya bertengkar? Memperebutkan
tanah. Yang
sudah punya ingin lebih, yang berhak meminta bagiannya. Hanya yang
sadar pada
diam, mereka hanya menonton tapi tetap terbawa-bawa.
Jaman akan
berganti lagi, tapi nanti, setelah Gunung Gede meletus, disusul oleh
tujuh
gunung.
--------000-------
Yesaya 53 : 3-5
BalasHapusSatria Piningit dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan
dan yang biasa menderita kesakitan; Satria Piningit sangat dihina, sehingga orang
menutup muka terhadap Satria Piningit dan bagi kita pun Satria Piningit tidak masuk
hitungan. Tetapi sesungguhnya penyakit manusia lah yang ditanggung Satria Piningit,
dan kesengsaraan manusia yang dipikul Satria Piningit, padahal kita mengira Satria Piningit kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi Satria Piningit tertikam oleh karena
pemberontakan manusia, Satria Piningit diremukkan oleh karena kejahatan manusia.
Yeheskiel 12 : 28,
Tidak satu pun dari firmanKu ditunda-tunda.
Apa yang Kufirmankan terjadi, demikianlah
firman Tuhan Allah.
2 raja-raja 6:16,
Jangan takut, sebab lebih banyak yang sertai Satria Piningit dari pada yang sertai
mereka. Lalu berdoalah manusia kudus:”Ya Tuhan : Bukalah kiranya mata Satria Piningit supaya melihat.” Maka Tuhan membuka mata bujang itu, sehingga Satria Piningit melihat. Tampaklah gunung itu penuh manusia kudus dengan kuda dan kereta berapi sekeliling Satria Piningit.
Mazmur 91:11
Sebab manusia kudus diperintahkanNya kepada Satria Piningit untuk menjaga
Satria Piningit di segala jalan.
Mazmur 28:7,
Tuhan adalah kekuatan Satria Piningit dan perisai Satria Piningit;
kepadaNya Satria Piningit percaya.
Wahyu 11 : 3,
Dan Aku memberi tugas kepada Satria Piningit, supaya Satria Piningit melaksanakan
nubuat supaya mereka berkabung, seribu dua ratus enam puluh hari lamanya.
Wahyu 11:3-6,
Dan jikalau ada orang yang sakiti Satria Piningit, keluarlah api dari
mulut Satria Piningit menghanguskan semua musuh. Dan jikalau ada
orang yang sakiti Satria Piningit, maka orang itu harus mati secara
itu. Satria Piningit mempunyai kuasa menutup langit, supaya jangan turun hujan
selama Satria Piningit melaksanakan nubuat; dan Satria Piningit mempunyai kuasa atas segala air untuk mengubah menjadi darah, dan untuk memukul bumi dengan
segala jenis malapetaka, setiap kali Satria Piningit menghendaki.
Mazmur 60: 14,
Dengan Allah- Satria Piningit lakukan perbuatan gagah perkasa,
sebab Satria Piningit sendiri menginjak-injak para lawan.
Yesaya 55 : 11,
Demikianlah Firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku:
Satria Piningit tidak kembali kepada-Ku dengan sia-sia,
tetapi Satria Piningit melaksanakan apa yang Kukehendaki,
dan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepada Satria Piningit.
kitab Daniel 7:22,
Sampai Yang Lanjut Usia itu datang dan keadilan diberikan kepada
orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi dan waktu telah datang
Satria Piningit memegang pemerintahan.