Senin, 03 November 2014

Elia adalah Satriya Piningit



ELIA DALAM RAMALAN RAJA JAYA BAYA DI INDONESIA ZAMAN DULU


Yesaya  55 : 11,
  Demikianlah Firman-Ku  yang keluar dari mulut-Ku:
  ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia,
  tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki,
  dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.

Yeheskiel  12 : 28,

  Tidak satu pun dari firmanKu akan ditunda-tunda.
  Apa yang Kufirmankan akan terjadi, demikianlah
  firman Tuhan Allah.

Apa yang telah Tuhan firmankan akan dilaksanakan di bumi tidak ada yang gagal,
pada akhirnya semuanya akan terjadi sesuai firman yang telah dikatakan oleh Allah
sendiri. Rancangan Allah itu sempurna firman Tuhan itu sudah tergenapi sebagian
dengan kemunculan utusan yang telah dinubuatkanNya di Alkitab dan yang telah
menyatakan kesaksiannya. Meskipun ia belum melakukan hal-hal yang dahsyat
seperti yang dinubuatkan.
Jadi kalau Elia belum melakukan perbuatan yang dahsyat di dalam nama Tuhan
Yesus sampai sekarang, itu karena Allah masih sedang memproses hambaNya yang
akan dipakai untuk menjadi saksi bagi-Nya. Walaupun hambanya telah bersaksi
tetapi bagi Tuhan itu bukan cara bersaksi yang diinginiNya, sampai kepada waktu
yang telah ditentukan Tuhan, sampai tiba saat yang telah ditetapkan barulah Tuhan
akan memakainya untuk menjadi saksi bagiNya.
Elia adalah utusan Tuhan Yesus yang telah dinubuatkan di Alkitab di kitab Yesaya
52 : 13 sebagai Hamba Tuhan yang menderita  dan ia juga dinubuatkan di kitab
Daniel  7 : 22 , 7 : 9-14 dengan nama Yang Lanjut Usia. Elia juga merupakan salah
satu dari kedua saksi Allah yang dinubuatkan di kitab Wahyu 11.

Firman yang telah Tuhan tuliskan itu sungguh akan terjadi, apa yang telah Tuhan
katakan di Alkitab tentang kedatangan Elia sesungguhnya sudah diramalkan juga
oleh raja-raja yang pernah ada di bumi Indonesia di zaman dulu. Dahulu saya
pernah dibawa kepada seorang peramal, melihat penyakit yang kuderita dia
mengetahui keadaan hidupku dia mengatakan bahwa aku sedang menanggung
penderitaan banyak orang. Orang yang membawa saya kepada peramal itu berkata
bahwa itu tidak baik kalau harus menanggung penderitaan orang lain, saat itu aku
cuma heran mengapa ada perkara seperti ini. Aneh pikirku. Tetapi hal itu ternyata
benar karena Tuhan sendiri menyatakan demikian.
Bagaimana mereka bisa mengetahui  rahasia ilahi yang seperti ini?
Masih ingat dengan orang-orang majus mereka juga diberitahu telah lahir seorang
Raja dan mereka datang dari tempat yang jauh untuk membawa persembahan
kepada bayi Yesus yang baru lahir.
Ternyata beberapa raja di Indonesia pada zaman dulu ada yang diberi penglihatan
tentang akan munculnya Elia dan mereka telah meramalkan bahwa kelak akan
datang seorang Satriya Piningit artinya seorang ksatria yang disembunyikan dalam
pingitan. Apa yang mereka ramalkan itu persis seperti yang telah dinubuatkan
di dalam Alkitab bahkan lebih detail.

Waktu itu hari minggu tanggal 10 Agustus  2014 aku dalam perjalanan pergi  ibadah
jam empat tetapi karena sudah telat dan aku tidak suka terlambat datang ibadah maka
aku putuskan ibadah jam 6 saja. Oleh karena dalam perjalanan dan harus menunggu
2 jam lagi maka aku pergi ke toko buku untuk melewatkan waktu.
Aku merasa agak aneh mengapa rencana mau pergi ibadah dari pagi tertunda melulu
sampai begitu sore baru berangkat dan masih tetap telat hingga harus jalan ke toko
buku,saat mencari buku,sebenarnya buku yang hendak kucari itu adalah buku
panduan cara mendownload, tetapi yang ketemukan justru sebuah buku yang berjudul
SATRIA PININGIT mataku tertuju ke buku itu lalu dalam hatiku timbul pertanyaan ;
Apakah kata PINGITAN itu ada hubungannya dengan PININGIT?
Apakah PINGITAN itu asal kata sebenarnya berasal dari kata PININGIT?
Mengapa ada pertanyaan seperti itu di hatiku?
Karena aku telah mengatai Tuhan seperti Gadis Pingitan. Mengapa kukatakan Tuhan
seperti Gadis Pingitan karena sebelumnya aku sedang marah kepada Tuhan karena
begitu sulit untuk dapat melihat kemuliaanNya selama ini cuma penyertaanNya yang
kurasakan  dan tuntunan melalui Alkitabnya tetapi melihat kemuliaannya seperti yang
dialami Musa, Kel 33:18 sungguh tak pernah terjadi  begitu sulitnya bertemu Tuhan
sudah hampir 7 tahun mencari Tuhan tidak juga kutemukan maka aku marah dan
mengataiNya seperti  Gadis Pingitan.
Nah oleh sebab aku belum mengetahui arti kata pingitan dengan jelas hanya kutahu
bahwa gadis pingitan itu adalah gadis yang baru di pinang dan harus disembunyikan
tidak boleh keluar rumah sampai dia menikah, maka aku ingin tahu dari buku itu.
Lagipula setelah kubaca firasatku sepertinya buku itu berhubungan dengan nubuatan
yang ada di Alkitab. Pada waktu aku marah aku pernah berkata kepada Tuhan :
“Tuhan seharusnya aku yang menjadi Gadis Pingitan tetapi malah kurasakan Engkau
yang menjadi seperti Gadis Pingitan bagiku.”
Tetapi lewat buku ini aku tahu Tuhan hendak mengatakan kepadaku bahwa yang
Gadis Pingitan itu adalah kamu sendiri.  Karena aku belum menyingkapkan di sini tentang
panggilan ketiga yang Tuhan berikan jadinya pembaca tidak tahu, mengapa Elia disebut
juga Satria Piningit. Sesungguhnya ada kaitan dengan panggilan ketiga yang Tuhan berikan
dengan nama yang  diberikan kepada Elia di dalam buku ini yaitu Satria Piningit.


Berikut ini adalah sebagian kutipan dari tulisan yang terdapat  pada bagian belakang buku
SATRIA PININGIT  yang menyatakan demikian;

  Sebagian masyarakat menyatakan bahwa sosok Satria Piningit Sang Ratu Adil hanyalah
mitos. Namun bagi sebagian yang lain, Satria Piningit Sang Ratu Adil adalah sosok yang
nyata. Ia adalah sosok manusia yang diprediksikan bakal hadir sebagai pemimpin Negara
RI di masa depan. Lalu bagaimana wujudnya, dan kapan kehadirannya? Siapa pun tidak
bisa menjawab dengan pasti. Namun sebagian masyarakat Indonesia sudah tertlanjur
berharap banyak akan kehadiran sosok manusia agung tersebut. Terlebih setelah mereka
membaca beberapa literatur kuno, semisal: Wangsit Siliwangi, Serat Musarar Jayabaya,
Serat Sabdapalon,Serat Kalatidha, dan Serat Centhini yang memprediksikan tentang
kemunculan Satria Piningit Sang Ratu Adil.


ORANG INDONESIA HARUS PERCAYA DAN  BERTOBAT DARI KESALAHAN  

MEREKA DAN BERBALIK MENYEMBAH TUHAN YANG BENAR.

Ada beberapa ramalan yang telah dituliskan oleh beberapa raja tentang ciri-ciri Satriya
Piningit dan kapan saatnya ia datang yaitu di dalam Wangsit Siliwangi, Serat Musarar
Jayabaya,Serat Sabdapalon,Serat Kalatidha dan Serat Centhini.

1.      Ramalan Serat Musarar Jaya Baya

Raja terbesar dari kerajaan Kediri yang pernah berkuasa di Indonesia di tanah Jawa
adalah Jaya Baya di tahun 1135-1157, ia juga dikenal sebagai ahli nujum.
Ramalan-ramalannya dikumpulkan dalam kitab bernama Jongko Joyoboyo.
Beberapa dari ramalan raja Jaya Baya sungguh telah menjadi kenyataan, salah satu
ramalannya yang telah menjadi kenyataan saat ini adalah tentang akan terciptanya
pesawat terbang. Hal itu telah diramalkannya sebelum pesawat terbang itu
diciptakan oleh Orville Wright dan Wilbur Wright bersaudara asal Dayton,Ohio Amerika.
Tahun 1908 mereka menerbangkan pesawatnya ke Perancis menyapu ketidakpercayaan
dunia yang semula mencibir kemudian menjadi terperangah. Jadi tahun 1908 yang
namanya pesawat terbang  telah lahir di dunia seperti yang telah diramalkan oleh Raja
Jaya Baya setelah 800 ratus tahun kemudian.
Dalam Serat Musarar yang digubah oleh Raja Jaya Baya telah menyebutkan tentang
datangnya Satriya Piningit Sang Ratu Adil dalam bait bait akhir Serat Musarar Jaya Baya
dikatakan mungkin ini bahasa Jawa aku tidak mengerti bahasa ini tetapi sudah
diterjemahkan oleh penulis buku, ini bahasa aslinya;

    “Selet-selete yen mbesuk ngancik tutuping tahun sinungkalan dewa wolu, ngasta
     manggalaning ratu, bakal ana dewa ngejawantah, apengawak manungsa,
     apasurya padha Bethara Kresna, awatak Baladewa, agegaman trisula wedha,
     jinejer wolak-waliking jaman, iku tandhane putra Bethara Indra wus katon,tumeka
     ing arcapada ambebantu wong Jawa, bala prewangan makluk alus padha baris,
     padha rebut benere garis, tan kasat mata, tan arupa, sing mandhegani putrane
     Bethara Indra, agegaman trisula wedha, momongane padha dadi nayaka perang,
     perange tanpa bala, sakti mandraguna tanpa aji-aji, apeparap pangeraning prang,
     tan pakra anggoning nyandhang, ning iya bisa nyembadani ruwet rentenging
     wong sapirang-pirang, idune idu geni, sabdane malati, sing mbregendul mesthi
     mati, ora tuwa, enom padha dene bayi, wong ora ndayani nyuwun apa bae mesthi
     sembada, garis sabda ora gantalan dina, beja-bejane sing yakin lan tuhu setya
     sabdanira, tan karsa sinuyudan wong satanah Jawa, nanging inung pilih-pilih sapa,
     waskita pindha dewa, bisa nyumurupi laire mbahira, buyutira, canggahira, pindha
     lair bareng sadina, ora bisa diapusi marga bisa maca ati, wasis, wegig, waskita,
     ngerti sadurunge winarah, bisa pirsa mbahmbahira, angawuningani jantraning
     jaman Jawa, ngerti garise siji-sijining umat, tan kewran sasuruping jaman, ing
     ngarsa Begawan, dudu pandhita sinebut pandhita,dudu dewa sinebut dewa,
     kaya dene manungsa, iki dalan kanggo sing eling lan waspada, ing jaman
     kalabendu Jawa, aja nglarang dalem ngleluri wong apengawak dewa, cures
     ludhes saka braja jalma kumara, aja-aja kleru pandhita samusana, larinen
     pandhita asenjata trisula wedha, iku hiya pinaringaning dewa, nglurug tanpa
     bala, yen menang tan ngasorake liyan, para kawula padha suka-suka, marga
     adiling pangeran wus teka, retune nyembah kawula, angagem trisula wedha,
     para pandhita hiya padha muja, hiya iku momongane kaki sabdapalon, sing wis
     adu wiring nanging kondhang, genaha kacetha kanthi njingglang, nora ana
     wong nggresula kurang, hiya iku tandhane kalabendu wis minger, centi wektu
     jejering kalamukti, andayani indering jagad raya, padha asung bekti.
     
     Terjemahannya ke dalam bahasa Indonesia;
   Selambat-lambatnya kelak menjelang tutup tahun(sengkalan:dewa wolu,ngasta
   manggalaning ratu), akan ada dewa tampil, berbadan manusia, berparas seperti
   Bhatara Kresna, berwatak seperti Baladewa, bersenjata trisula wedha, tanda
   datangnya perubahan zaman, itulah tanda putra Bhatara Indra sudah nampak,
   datang di bumi untuk membantu orang Jawa, pasukan makhluk halus sama-sama
   berbaris, berebut garis yang benar, tak kelihatan, tak berbentuk; yang memimpin
   adalah putra Bhatara Indra, bersenjatakan trisula wedha, para asuhannya menjadi
   perwira perang, jika berperang tanpa pasukan, sakti mandraguna tanpa azimat,
   bergelar pangeran perang, kelihatan berpakaian kurang pantas, namun dapat
   mengatasi keruwetan banyak orang, ludahnya ludah api, sabdanya terbukti, yang
   membantah pasti mati, orang tua, muda maupun bayi, orang yang tidak berdaya
   minta apa saja pasti terpenuhi, garis sabdanya tidak akan lama, beruntunglah bagi
   yang yakin dan percaya serta mentaati sabdanya, tidak mau dihormati orang se-tanah
   Jawa, tetapi hanya memilih beberapa saja, pandai meramal seperti dewa, dapat
   mengetahui lahirnya kakek, buyut dan canggahmu, seolah-olah lahir di waktu yang
   sama, tidak bisa di tipu karena dapat membaca isihati, bijak, cermat dan sakti,
   mengerti sebelum sesuatu terjadi, mengetahui leluhurmu, memahami putaran roda
   jaman Jawa, mengerti garis hidup setiap umat, tidak khawatir tertelan jaman, di
   hadapan Begawan, bukan pendeta disebut pendeta, bukan dewa disebut dewa,
   namun manusia biasa, inilah jalan bagi yang ingat dan waspada, pada jaman kala
   bendu Jawa, jangan melarang dalam menghormati orang berupa dewa, yang
   menghalangi akan sirna seluruh keluarga, jangan keliru mencari dewa, carilah dewa
   bersenjata trisula wedha, itulah pemberian dewa, menyerang tanpa pasukan, bila
   menang tak menghina yang lain, rakyat bersuka-ria, karena keadilan Yang Kuasa
   telah tiba, raja menyembah rakyat, bersenjatakan trisula wedha, para pendeta juga
   pada memuja, itulah asuhannya Sabdapalon, yang sudah menanggung malu tetapi
   termasyur, segalanya tampak terang benderang, tak ada yang mengeluh kekurangan,
   itulah tanda jaman kalabendu telah usai, berganti jaman penuh kemuliaan,
   memperkokoh tatanan jagad raya, semuanya menaruh rasa hormat yang tinggi.


  Apa yang telah diramalkan oleh raja Jaya Baya persis seperti yang telah dinyatakan oleh
Alkitab bahkan ia mengatakan lebih detail seperti  “kelihatan berpakaian kurang pantas”
pernyataan ini benar dan mengherankanku bagaimana ia bisa tahu karena hal ini tidak
ada disebutkan dalam Alkitab. Jadi perkataannya tidak diambil dari Alkitab tetapi memang
ia memiliki pewahyuan tersendiri dari Tuhan untuk dapat melihat keadaan masa depan.
Menurut  pernyataan ramalan diatas Sabdapalon yang dimaksud kemungkinan adalah
 Alkitab, ramalannya memiliki persamaan dengan  nubuatan yang ada di Alkitab seperti
garis  sabdanya tidak lama, itu ada tertulis dalam kitab wahyu,

Wahyu 11 : 3,
  Dan Aku akan memberi tugas kepada kedua saksiKu, supaya mereka
  bernubuat sambil berkabung, seribu dua ratus enam puluh hari lamanya.

SAkti mandraguna tanpa azimat, yang membantah pasti mati, cermat dan sakti, ini
juga ada tertulis di kitab wahyu

wahyu 11:3-6,
  Dan jikalau ada orang yang hendak menyakiti mereka, keluarlah api dari
  Mulut mereka menghanguskan semua musuh mereka. Dan jikalau ada
  orang yang hendak menyakiti mereka, maka orang itu harus mati secara
  itu. Mereka mempunyai kuasa menutip langit,  supaya jangan turun hujan
  selama mereka bernubuat; dan mereka mempunyai kuasa atas segala air
  untuk mengubahnya menjadi darah, dan untuk memukul bumi dengan
  segala jenis malapetaka, setiap kali mereka menghendakinya.

Dan lagi bersenjatakan Trisula Wedha maksudnya disini adalah Allah Trinitas, itu
adalah kekuatan Elia didalam melakukan mukjizat dan menghancurkan lawan-lawannya.

Mazmur 60: 14,
    Dengan Allah akan kita lakukan perbuatan-perbuatan gagah perkasa,
    sebab Ia sendiri akan menginjak-injak para lawan kita.

Mazmur 28:7,
     Tuhan adalah kekuatanku dan perisaiku; kepadaNya hatiku percaya.
    
Bergelar  pangeran perang, jika berperang tanpa pasukan, pasukan mahluk halus
sama-sama berbaris, berebut garis yang benar, tidak kelihatan, tidak berbentuk.
Tuhan akan memerintahkan para malaikatNya untuk melayani utusanNya. Malaikat
adalah makhluk rohani tanpa tubuh yang diciptakan Allah untuk melayani.

Mazmur 91:11
   Sebab malaikat-malaikatNya akan diperintahkanNya kepadamu untuk menjaga
   engkau di segala jalanmu.

Pada waktu nabi Elisa hendak di tangkap oleh raja Aram 2 Raja-raja 6:13 karena
Elisa Mengetahui apa yang hendak dilakukan raja Aram terhadap bangsa Israel
dan memperingatkan bangsa Israel tentang hal itu. Maka raja Aram marah dan
mengirimkan pasukan berkuda dengan tentara yang besar untuk menangkap nabi
Elisa tetapi Tuhan mengirimkankan malaikat yang lebih besar untuk menjaganya.
Saat itu bujangnya ketakutan melihat begitu banyak tentara orang Aram yang telah
mengepung, tetapi Elisa berkata;

2 raja-raja 6:16,
  Jangan takut, sebab lebih banyak yang menyertai kita dari pada yang menyertai
  mereka. Lalu berdoalah Elisa:”Ya Tuhan : Bukalah kiranya matanya supaya ia melihat.”
  Maka Tuhan membuka mata bujang itu, sehingga ia melihat. Tampaklah gunung itu
  penuh dengan kuda dan kereta berapi sekeliling Elisa.

Yang sudah menanggung malu tetapi termasyur , pernyataan ini ada tertulis dalam
Yesaya 53 : 3-5
   Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan
   dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang
   menutup mukanya terhadap dia dan bagi kita pun dia tidak masuk
   hitungan. Tetapi sesungguhnya penyakit kitalah yang ditanggungnya,
   dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena
   tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi ia tertikam oleh karena
   pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita.

Itulah zaman kalabendu telah usai, berganti zaman penuh kemuliaan.
Seperti yang telah dinubuatkan dalam kitab Daniel 7:22,
  Sampai Yang Lanjut Usianya itu datang dan keadilan diberikan kepada
  orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi dan waktunya datang orang
  orang kudus itu memegang pemerintahan.

Selanjutnya kita perhatikan di Serat Musarar Jaya Baya bait ke-27 yang berbunyi
sebagai berikut :
     Dene besuk nuli ana, tekane kang tunjung putih, semune pudhak
     kasungsang, bumi Mekah dennya lair, iku kang angratoni, jagad
     kabeh ingkang mengku, juluk Ratu Amisan, sirep musibating bumi,
     wong nakoda milu manjing ing samuwan.

Terjemahannya :

 Kemudian kelak akan datang tunjung putih semune pudhak kasungsang.
Lahir di bumi Mekah. Menjadi raja di dunia, bergelar Ratu Amisan, redalah
kesengsaraan di bumi, nakhoda ikut ke dalam persidangan.

Maksud  lahir di bumi Mekah itu mungkin karena Elia tinggal di Medan dekat dengan
propinsi  Aceh yang disebut juga serambi Mekah.

Dan juga dikatakan dalam bait ke-28 yang berbunyi sebagai berikut:
   Prabu tusing waliyulah, kadhatone pan kekalih, ing Mekah ingkang
   Satunggal, tanah jawi kang sawiji, prenahe iku kaki, perak lan gunung
   Perahu, sakulone tempuran, balane samya jrih asih, iya iku ratu
  Rinenggeng sajagad.

Terjemahannya:
  Raja utusan waliyullah. Beristana dua yakni di Mekah dan di tanah Jawa. Letaknya
dekat dengan gunung perahu , sebelah barat  tempuran. Dicintai pasukannya.
Sungguh seorang pemimpin negara yang terkenal sedunia.

2.      Ramalan Serat Sabdapalon

Sekarang kita beralih ke Serat Sabdapalon yang menyatakan demikian:
   Sang Prabu diaturi ngyektosi, ing besuk yen ana wong Jawa ajeneng tuwa,
   agegaman kawruh, iya iku sing diemong Sabdapalon, wong jawan arep
   diwulang weruha marang bener luput.

Terjemahannya :

   Sang Prabu diminta memahami, suatu saat nanti kalau ada orang Jawa
   menggunakan nama Tua, berpegang pada kawruh Jawa, ya itulah yang
   diasuh oleh Sabdapalon, orang Jawa yang telah kehilangan Jawa-nya akan
   diajarkan agar bisa melihat benar salahnya.

Dari pernyataan diatas dikatakan bahwa akan datang nantinya orang Jawa yang
bernama “tua “.  Siapakah orang bernama tua yang dikatakan itu?
Ia adalah Yang Lanjut Usianya dialah orang yang dimaksud dengan nama tua.
Orang Jawa artinya di sini adalah orang Indonesia, bukan berasal dari suku 
Jawa tetapi orang yang berwarga negara Indonesia, dulu tidak ada nama
Indonesia makanya hanya dikatakan orang Jawa.

Dalam Serat Sabdapalon bait 5-15 dikatakan juga sebagai berikut ;
  Bila tidak ada yang mau memakai, akan aku hancurkan. Menjadi makanan
  jin setan dan lainnya. Belum lega hatiku bila belum menghancurleburkannya.
  aku akan membuat tanda akan datangnya kata-kataku ini. Bila Gunung Merapi
  meletus dan memuntahkan laharnya. Lahar itu mengalir ke barat daya. Baunya
  tidak sedap. Itulah pertanda kalau aku datang. Sudah mulai menyebarkan agama
  budi . Kelak Merapi akan bergelegar. Itu sudah menjadi takdir Tuhan bahwa
  segalanya harus berganti…………………Gunung-gunung besar bergelegar
  menakutkan lahar meluap ke kanan ke kiri hingga menghancurkan desa dan
  hutan…………dst.

Agama budi itu adalah ajaran Alkitab.


3.      Ramalan Serat Centhini


  Di dalam Serat Centhini  jilid 4 dikatakan tanda-tanda bakal datangnya Satria
Piningit Sang Ratu Adil sebagai berikut;

Terjemahannya saja ;

      Para pemimpinnya berhati jahil, bicaranya ngawur, tidak bisa dipercaya dan
      tidak ada wahyu yang sejati. Wahyu yang turun adalah wahyu dari iblis dan
      sulit bagi kita untuk membedakannya, para wanitanya banyak yang kehilangan
      rasa malu. Rasa persaudaraan meluntur, tidak saling member berita dan banyak
      orang miskin beraneka macam yang sangat menyedihkan kehidupannya.
      Banyak peperangan yang melibatkan para penjahat, perampokan dan pemerkosaan
      makin menjadi-jadi dan banyak pencuri malang melintang di jalan. Alampun ikut
      terpengaruh dengan banyak terjadi gerhana matahari dan bulan, hujan abu dan
      gempa bumi. Angin ribut dan salah musim, banyak terjadi kerusuhan seperti perang
      yang tidak ketahuan mana musuhnya yang menyebabkan tidak mungkin ada rasa
      tenteram di hati. Kewibawaan negara tidak ada lagi, semua tata tertib, keamanan,
      dan aturan telah ditinggalkan. Para penjahat maupun para pemimpin tidak sadar
      apa yang diperbuat dan selalu menimbulkan masalah. Para pemimpin mengatakan
      seolah-olah bahwa semua berjalan dengan baik padahal hanya sekadar menutupi
      keadaan yang jelek. Yang menjadi pertanda zaman Kalabendu, makin lama makin
      menjadi kesulitan yang sangat, dan berbeda-beda tingkah laku orang satu negara.
      Disertai dengan tangis dan kedukaan yang mendalam, walaupun kemungkinan
      dicemooh, mencoba untuk melihat tanda-tanda yang tersembunyi dalam peristiwa
      ini. Memberikan peringatan pada zaman yang kalut dengan bijaksana, begitu agar
      kejadiannya semoga jadi peringatan. Siapa yang menghadapi zaman gila, yakni
      zaman edan, sulit untuk mengambil sikap, apabila ikut gila tidak tahan. Apabila
      tidak ikut menjalani, tidak kebagian untuk memiliki harta  benda, yang akhirnya
      bisa kelaparan.


4.       Wangsit Siliwangi


Berikut ini adalah wangsit prabu Siliwangi yang menyebut Satriya Piningit Ratu Adil
sebagai  Budak Angon(penggembala) dituliskan demikian;

Terjemahannya saja :
Ada yang berani menelusuri terus-menerus, tidak mengindahkan larangan, mencari
sambil melawan, melawan sambil tertawa. Dialah Anak Gembala; Rumahnya di
belakang sungai, pintunya setinggi batu, tertutupi pohon handeuleum dan hanjuang.
Apa yang dia gembalakan? Bukan kerbau bukan domba, bukan pula harimau
ataupun banteng, tetapi ranting daun kering dan sisa potongan pohon.
dia terus mencari, mengumpulkan semua yang dia temui, tapi akan menemui
banyak kejadian.

Semakin maju semakin banyak penguasa yang buta tuli, memerintah sambil
menyembah berhala. Lalu anak-anak muda salah pergaulan, aturan hanya
menjadi bahan omongan, karena yang membuatnya bukan orang  yang
mengerti aturan itu sendiri. Sudah pasti ; bunga teratai hampa sebagian, bunga
kapas kosong buahnya, buah pare banyak yang tidak masuk kukusan. Sebab
yang memimpin banyak tukang bohong, semua rakyat diberangus dengan
janji-janji, terlalu banyak orang pintar, tapi pintar keblinger.

Kekuasaan penguasa buta tidak berlangsung lama, tapi karena sudah kelewatan
menyengsarakan rakyat yang sudah berharap agar ada mukjizat datang untuk
mereka. Penguasa itu akan menjadi  tumbal, tumbal untuk perbuatannya sendiri.
Kapan waktunya? Nanti saat munculnya Anak Gembala! Di situ akan banyak
huru-hara, yang bermula di satu daerah semakin lama semakin besar meluas
di seluruh negara. Yang tidak tahu menjadi gila dan ikut-ikutan menyerobot dan
bertengkar, dipimpin oleh pemuda gendut! Sebabnya bertengkar? Memperebutkan
tanah. Yang sudah punya ingin lebih, yang berhak meminta bagiannya. Hanya yang
sadar pada diam, mereka hanya menonton tapi tetap terbawa-bawa.

Jaman akan berganti lagi, tapi nanti, setelah Gunung Gede meletus, disusul oleh
tujuh gunung.

--------000-------

1 komentar:

  1. Yesaya 53 : 3-5
    Satria Piningit dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan
    dan yang biasa menderita kesakitan; Satria Piningit sangat dihina, sehingga orang
    menutup muka terhadap Satria Piningit dan bagi kita pun Satria Piningit tidak masuk
    hitungan. Tetapi sesungguhnya penyakit manusia lah yang ditanggung Satria Piningit,
    dan kesengsaraan manusia yang dipikul Satria Piningit, padahal kita mengira Satria Piningit kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi Satria Piningit tertikam oleh karena
    pemberontakan manusia, Satria Piningit diremukkan oleh karena kejahatan manusia.
    Yeheskiel 12 : 28,
    Tidak satu pun dari firmanKu ditunda-tunda.
    Apa yang Kufirmankan terjadi, demikianlah
    firman Tuhan Allah.
    2 raja-raja 6:16,
    Jangan takut, sebab lebih banyak yang sertai Satria Piningit dari pada yang sertai
    mereka. Lalu berdoalah manusia kudus:”Ya Tuhan : Bukalah kiranya mata Satria Piningit supaya melihat.” Maka Tuhan membuka mata bujang itu, sehingga Satria Piningit melihat. Tampaklah gunung itu penuh manusia kudus dengan kuda dan kereta berapi sekeliling Satria Piningit.
    Mazmur 91:11
    Sebab manusia kudus diperintahkanNya kepada Satria Piningit untuk menjaga
    Satria Piningit di segala jalan.
    Mazmur 28:7,
    Tuhan adalah kekuatan Satria Piningit dan perisai Satria Piningit;
    kepadaNya Satria Piningit percaya.
    Wahyu 11 : 3,
    Dan Aku memberi tugas kepada Satria Piningit, supaya Satria Piningit melaksanakan
    nubuat supaya mereka berkabung, seribu dua ratus enam puluh hari lamanya.
    Wahyu 11:3-6,
    Dan jikalau ada orang yang sakiti Satria Piningit, keluarlah api dari
    mulut Satria Piningit menghanguskan semua musuh. Dan jikalau ada
    orang yang sakiti Satria Piningit, maka orang itu harus mati secara
    itu. Satria Piningit mempunyai kuasa menutup langit, supaya jangan turun hujan
    selama Satria Piningit melaksanakan nubuat; dan Satria Piningit mempunyai kuasa atas segala air untuk mengubah menjadi darah, dan untuk memukul bumi dengan
    segala jenis malapetaka, setiap kali Satria Piningit menghendaki.
    Mazmur 60: 14,
    Dengan Allah- Satria Piningit lakukan perbuatan gagah perkasa,
    sebab Satria Piningit sendiri menginjak-injak para lawan.
    Yesaya 55 : 11,
    Demikianlah Firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku:
    Satria Piningit tidak kembali kepada-Ku dengan sia-sia,
    tetapi Satria Piningit melaksanakan apa yang Kukehendaki,
    dan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepada Satria Piningit.
    kitab Daniel 7:22,
    Sampai Yang Lanjut Usia itu datang dan keadilan diberikan kepada
    orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi dan waktu telah datang
    Satria Piningit memegang pemerintahan.

    BalasHapus